Dalam tulisan kali ini
masih membahas tentang Masyarakat Adat Dusun Desa Beleq Desa Gumantar Lombok
Utara, akan tetapi dalam tulisan ini lebih khusus membahas tentang salah satu
ikon atau yang menjadi ciri khas masyarakat adat ini yaitu bangunan rumah adat.
Rumah adat ini tersusun rapi di atas sebuah komplek yang dimana dalam komplek
ini terbagi menjadi lima bagian atau lima kampu yaitu Kampu Penguhulu, Pemangku, Pemekel, Raden Dan Kampu Turun. Adapun
jumlah rumah adat yang beridiri di dalam komplek ini sebanyak 36 unit rumah
ditambah 1 unit rumah yang berdiri ditengah-tengah komplek berfungsi sebagai
pusat rumah atau sebagai poros rumah adat bernama Bale Pegalan. Bale Pegalan ini tidak ditinggali sebagaimana rumah
adat lainnya akan tetapi selain sebagai pusat, bangunan yang satu ini juga
dipergunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai acara adat yang
diselenggarakan oleh Masyarakat Adat Dusun Desa Beleq.
Gambar I : Rumah Adat dan Berugaq |
Bangunan
rumah adat ini masih mempertahankan arsitektur peninggalan leluhur dimana
bentuk dan bagian-bagiannya masih
seperti zaman dahulu. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan begitulah petuah
dari sang leluhur yang harus dijaga dan ditaati. Petuah itupun yang menjaga
masyarkat adat ketika terjadi gempa lombok tahun 2018 silam. Bangunan rumah
adat ini masih tegak berdiri meskipun beberapa kali diguncang gempa. Padahal
bangunan rumah moderen yang berada didekat kawasan rumah adat ini runtuh rata
dengan tanah.
Baca Juga : Masyarakat Adat Dusun Desa Beleq Desa Gumantar Lombok Utara
Adapun arsitekur bangunan rumah adat ini berdiri dengan atap pendek disetiap ujung sisi bangunan sehingga ketika hendak masuk ke dalam rumah adat ini kita harus merunduk. Hal ini bukan tanpa alasan melainkan terdapat filosofi dari bentuk yang sedemikian rupa. Adapun filosofinya adalah ketika kita hendak masuk ke dalam rumah adat ini kita harus merunduk artinya kita harus memberikan penghormatan bagi siapapun yang ada di dalam rumah tersebut. Selain itu, bangunan rumah adat ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti bambu yang dianyam sebagai tembok rumah, ilalang yang ditata sedemikian rupa sebagai atap rumah adat ini. Rumah adat ini berdiri diatas tanah yang diberi batu sebagai tempat berdirinya tembok dan tiang rumah. Salah satu hal yang luar biasa dari rumah adat ini adalah rumah adat ini dibangun tanpa paku dan semen akan tetapi bangunan rumah adat ini kokoh berdiri meskipun beberapa kali pernah diguncang gempa.
Adapun arsitekur bangunan rumah adat ini berdiri dengan atap pendek disetiap ujung sisi bangunan sehingga ketika hendak masuk ke dalam rumah adat ini kita harus merunduk. Hal ini bukan tanpa alasan melainkan terdapat filosofi dari bentuk yang sedemikian rupa. Adapun filosofinya adalah ketika kita hendak masuk ke dalam rumah adat ini kita harus merunduk artinya kita harus memberikan penghormatan bagi siapapun yang ada di dalam rumah tersebut. Selain itu, bangunan rumah adat ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti bambu yang dianyam sebagai tembok rumah, ilalang yang ditata sedemikian rupa sebagai atap rumah adat ini. Rumah adat ini berdiri diatas tanah yang diberi batu sebagai tempat berdirinya tembok dan tiang rumah. Salah satu hal yang luar biasa dari rumah adat ini adalah rumah adat ini dibangun tanpa paku dan semen akan tetapi bangunan rumah adat ini kokoh berdiri meskipun beberapa kali pernah diguncang gempa.
Gambar II : Bale Pegalan |
Seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa komplek
rumah adat ini terbagi menjadi lima bagian atau lima kampu yaitu Kampu Penguhulu,
Pemangku, Pemekel, Raden Dan Kampu Turun. Dalam setiap kampu tersebut dihuni oleh
masing-masing pranata yang ada di Masyarakat Adat Dusun Desa Beleq ini. Adapun pranata
sosial dalam Masyarakat Adat ini terdiri dari lima pranata sesuai dengan jumlah
kampu dan nama pranata sosial Masyarakat Adat ini sama dengan nama kampu rumah
adat. Berikut adalah perincian dari masing-masing bagian atau kampu dari rumah
adat ini :
· Kampu Penghulu,
kampu ini merupakan kampu yang pertama apabila kita memasuki komplek rumah adat
ini melalui gerbang masuk utama yang ada di sebelah selatan. Dalam kampu ini
terdapat beberapa bangunan yaitu rumah yang ditinggali oleh Pemangku Adat,
beberapa jenis berugaq yaitu Berugaq Beleq
(Besar) yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan pelaksanaan ritual atau
acara adat yang dilakukan di Kampu Penghulu. Selanjutnya adalah Berugaq Beriq (Kecil)
yang berfungsi sebagai tempat penyajian makanan ketika pelaksanaan ritual atau
acara adat di Kampu Penghulu. Selain dua jenis berugaq tersebut terdapat berugaq jenis lainnya yaitu Berugaq
Selangan yang berfungsi sebagai tempat duduk atau berkumpulnya para istri
dari masing-masing pranata ketika ada acara adat di kampu ini. Banguan selanjutnya yang ada di kampu ini adalah Pawon (Dapur) yang berfungsi sebagai
tempat penyiapan makanan atau sebagai tempat memasak ketika ada acara adat di
kampu ini. Dalam kampu ini tinggal salah satu pranata dari lima pranata yang
ada yaitu Pemangku. Pemangku ini sendiri berfungsi dalam bidang keagamaan
seperti melakukan doa ketika ada acara adat.
· Kampu Pemangku,
kampu ini terletak di sebelah utara dari Kampu Penghulu. Dalam kampu ini
terdapat beberapa bangunan seperti rumah tempat tinggal, berugaq, pawon (dapur) yang berfungsi sebagai tempat memasak hanya
ketika sedang ada acara di kampu ini, dan sebuah bangunan yang bernama Bale Sembeq yang berfungsi sebagai
tempat diberikannya sembeq kepada
masyarakat adat ketika hendak melakukan ritual adat. Sembeq itu sendiri merupakan pemberian tanda dikening sebagai
sebuah tanda kepada masyarakat adat. Pada kampu ini juga terdapat sebuah benda
yang bernama rantok atau heler yang berfungsi sebagai tempat
penggilingan padi sebelum akhirnya menjadi beras yang siap dimasak. Dalam kampu
ini ditinggali oleh Pranata Adat berupa Pemangku yang dimana Pemangku ini
sendiri berfungsi dalam mengemban tugas penyeimbangan bumi dan isinya. Dalam acara
adat Pemangku ini berfungsi sebagai pemimpin acara.
·
Kampu Raden,
kampu ini teletak di sebelah timur Kampu Pemangku. Dalam kampu ini terdapat
rumah Sang Pemangku dan sebuah berugaq yang
berfungsi sebagai tempat berkumpul ketika ada acara di Kampu Raden. Raden itu
sendiri termasuk dalam jajaran Pranata Masyarakat Adat yang berfungsi untuk
melakukan khitan atau sunat ketika ada anak yang akan dikhitan.
· Kampu Pemekel,
kampu ini terletak di sebelah selatan Kampu Raden. Seperti bangunan-bangunan yang
ada di kampu yang lain, di kampu ini juga terdapat rumah sebagai tempat tinggal
Pemekel dan terdapat berugaq yang
fungsinya sama seperti berugaq di
kampu yang lainnya. Pemekel ini sendiri merupakan salah satu Pranata Masyarakat
adat yang berfungsi sebagai Jaksa dalam jajaran masyarakat adat.
· Kampu Toaq Turun, kampu ini terletak di sebelah utara Kampu Raden. Dalam kampu ini juga
terdapat rumah sebagai tempat tinggal Toaq
Turun dan terdapat berugaq juga. Toaq Tutun termasuk salah satu Pranata
Masyarakat Adat yang berfungsi sebagai tempat melapor dan melakukan
penyelidikan ketika ada dugaan pelanggaran hukum yang diduga dilakukan oleh
masyarakat.
Perlu diketahui bahwa disetiap kampu komplek rumah
adat ini terdapat sebuah Sambi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan
makanan masyarakat adat seperti padi dan sebagainya. Selain itu, setiap pranata
yang ada di Masyarakat Adat ini memiliki kedudukan sejajar artinya tidak ada
satu pranata yang lebih tinggi kedudukannya dari pada pranata lainnya. Dalam pelaksanaan
ritual atau acara adat semua pranata adat ini harus ada barulah acara bisa
dimulai.
Tidak
hanya tentang bangunan rumah, masyarkat adat ini juga masih mempertahan peninggalan
leluhur lainnya, salah satunya adalah sebuah alat musik tradisional disebut
genggong. Alat musik ini dimainkan dengan memadukan dua alat indera yaitu mulut
dan tangan. Apabila alat music ini dimainkan akan mengeluarkan bunyi yang merdu
dan enak untuk didengar. Pada zaman dahulu, alat musik ini biasa dimainkan
sebagai pelepas lelah sehabis bekerja ataupun sebagai musik pengantar tidur.
Itulah
sedikit informasi mengenai kehidupan Masyarakat Adat Dusun Dasan Beleq Desa Gumantar
yang masih mempertahankan tradisi leluhur sampai saat ini. Jadi, marilah kita
jaga dan lestarikan peninggalan leluhur, jangan biarkan peninggalan tersebut
tergerus oleh budaya asing dan jangan sampai peninggalan tersebut berhenti pada
generasi saat ini, tapi berikanlah kesempatan yang sama kepada anak cucu kita
kelak agar bisa menikmati hal yang sama seperti hari ini. Untuk lebih detail tentang keberadaan rumah adat ini
silahkan ditonton di: https://youtu.be/9ndh67fdr1g
Mohon maaf atas masih banyaknya
kekurangan dalam penulisan ini, apabila ada kritik dan saran silahkan ditulis
dikolom komentar. Terimakasih.
Comments
Post a Comment